Entries (RSS)
KLIK SALAH SATU LINK IKLAN DIBAWAH UNTUK MENGHILANGKAN KOTAK INI
.

Melakukan Asuhan Keperawatan (Askep) merupakan aspek legal bagi seorang perawat walaupun format model asuhan keperawatan di berbagai rumah sakit berbeda-beda. Seorang perawat Profesional di dorong untuk dapat memberikan Pelayanan Kesehatan seoptimal mungkin, memberikan informasi secara benar dengan memperhatikan aspek legal etik yang berlaku. Metode perawatan yang baik dan benar merupakan salah satu aspek yang dapat menentukan kualitas “asuhan keperawatan” (askep) yang diberikan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan brand kita sebagai perawat profesional. Pemberian Asuhan keperawatan pada tingkat anak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia hingga bagaimana kita menerapkan manajemen asuhan keperawatan secara tepat dan ilmiah diharapkan mampu meningkatkan kompetensi perawat khususnya di indonesia

ASUHAN KEPERAWATAN SIROSIS HEPATIS

Definisi :
Sirosis Hepatis Adalah penyakit hati menahun yang difus ditandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai dengan dodul.

Etiologi :
Belum jelas

Faktor penyebab :
• Alkoholik
• Infeksi
• Malnutrisi
• Kongesti
• Dll

Klasifikasi :
1. Morfologi:
a. Mikronoduler – Adanya septa tipis.
b. Makronoduler – Sirosis pasca necrotic.
c. Campuran sirosis mikro dan makro noduler.

2. Fungsional:
a. Kegagalan hati (Keluhan lemah, BB Menurun Dll).
b. Hipertensi portal terjadi :
- Meningkatnya resistensi portal akibat fibrosis.
- Meningkatnya aliran portal akibat distorsi hati.

ANATOMI HATI
 berat hati 1500 gram.
 Metabolisme hati menghasilkan panas 20 %.
 Mendapat peredaran darah dari Arteri hepatica dan Vena porta.

Fungsi hati
- Mensintesa sebagian besar protein plasma, metabolisme Asam amino, Lemak, KH, Alkohol, Obat-obatan dan membuat getah Empedu.
- Menyimpan Vit B 12 untuk kebutuhan selama 1 sampai dengan 3 Tahun dan Vit A, D, E, K.
- Menyimpan Trigliserida sebagai cadangan Energi
Susunan Empedu :
Hati menghasilkan Empedu 1 Liter / hari. Volume ini menyusut 10 sampai dengan 20 % setelah dipekatkan di kandung empedu.
Garam Empedu :
• Asam – asam Empedu yaitu asam Kholat dan Kenodioksikolat disintesa dari kolesterol.
• Sintesa terjadi pada sel hati dengan penggabungan Taurine Garam Na.
• 90 % Garam Empedu yang terkonjugasi diserap secara aktif di dalam Ileum dan selanjutnya di bawa ke hati.
• 10 % Garam Empedu lolos ke usus besar, lalu dipecah oleh bakteri menjadi Tinja.

Klik Gambar Untuk Memperbesar


Manifestasi klinik
 Disebakan oleh satu/ lebuh macam kegagalan :
a. Kegagalan parenchim hati
b. Hipertensi portal
c. Enchelopalophaty
d. Ascites
 Keluhan subyektif :
- Tiad ada nafsu makan, mual, perut terasa tidak enak, cepat lelah.
- Keluhan awal : Kembung
- Tahap lanjut : Icterus dan urine gelap.
 Keluhan Obyektif :
a. Hati – Kadang terasa keras/ tumpul
b. Limpa – Pembesaran pada limpa
c. Perut – Sirkulasi kolateral pada dinding perut dan ascites.
d. Manifestasi ekstra abdominal :
- Spider nervi pada bagian atas
- Eritema palmaris
- Ginekomasti dan atropi testis
- Haemoroid
- Mimisan

Pemeriksaan Laboratorium
 Protrombin time memanjang
 Kadar albumin rendah
 Peningkatan gamma globulin G.
 Urobillin feces meningkat (n = 90 – 280 mg/hari).
 Urobillin urine meninglkat (n = 0,1 – 1,0 erlich u/dl).
 Kadar bilirubin direk dan indirek meningkat.
 (Direk n = 0,1 – 0,3 mg/dl. Indirek n = 0,2 – 0,8 mg/dl).

Pemeriksaan penunjang lain :
- Radiologi
- Esofagoskopi
- Ultrasonografi
Prognosis :
a. Adanya ikterik menetap.
b. Ascites refrakter memerlukan diuretic dosis besar.
c. Kadara labumin rendah. /< 2,5 g % (n = 3.2 – 4,5 g %). d. Orgam hati mengecil. e. Perdarahan – Varises esophagus. f. Kesadaran menurun g. Komplikasi neurologis. h. Kadar protrombin rendah.

Komplikasi
1. Haematemesis – melena
2. Koma hepatic.

Penatalaksanaan :
1. Sirosis hati :
a. Istirahat samapai ada perbaikan ikterus, ascites.
b. Diet rendah protein (DH III).
c. Pemberian antibiotika.
d. Memperbaiki keadaan gizi.
e. Pemberian Roborantia
2. Ascites dan Edema
a. Bed rest , dirt rendah garm 500 mg/hari, cairan dibatasi 1 lt/hari, ukur kadar Elektrolit serum, timbang BB.
b. Kolaborasi Spirolakton 100 mg/ hari, KCL 50 mg/hari.
c. Dalam pemberian diuretic harus hati-hati untuk keadaan hipokalemi.

Pengkajian data
1. Istirahat/aktivitas
DS : Kelemahan, Fatique.
DO: Menurunkan massa otot.

2. Sirkulasi :
DS : Riwayat ganggguan kongesti (CHF), Penyakit rematik, jantung, kanker (Malfungsi hati akibat gagl hati).
DO : Hipertensi / hipotensi
- Disritmia, suara jantung tambahan
- Distensi vena juguler, dan vena abdomen.

3. Eliminasi
DS : - Flatulensi
- Diare/konstipas
DO : Distensi abdominal.
- Menurunya suara pencernaan
- Urin pekat
- Feses seperti dempul, melena.

4.Makan/minum
DS : Anoreksia
DO : Penurunan BB, Edema.
Kulit kering, turgor jelek.
Joundice, Spider angiomos.

5. Neurosensori
DS : Depresi mental
DO : Berbicara tidak jelas
Hepatik enchelopati.

6. Nyeri/kenyamanan
DS : Kembung, pruriyus
DO : Tingkah laku membingungkan

7. Respirasi
DS : Dyspnoe
DO : Tachypnoe
Terbatasnya ekspirasi dada.

8. Sexualitas
DS : Gangguan menstruasi
DO : Atropi testis, Ginekomasti, Rambut rontok

9. Pengetahuan
DS : Riwayat pemakaian alcohol yang lama.
Riwayat penyakit empedu, hepatitis, pemakaian obat yang merusak fungsi hati, dll.


DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anorksia, gangguan metabolisme protein,lemak,glukosa dan gangguan penyimpanan Vitamin
b. Perubahan volume cairan tubuh, berhubungan dengan malnitrisi, kelebihan sodium/ intake cairan.
c. Resiko ketidak efektifan pola nafas berhubungna dengan ascites, menurunya ekspansi paru.
d. Resiko gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan sirkulasi atau status metabolic.
e. Resiko terjadi perdarahan yang berhubungan dengan riwayat darah yang abnormal, hipertensi portal.
f. kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi yang didapat.

IMPEMENTASI
Diagnosa keperawatan 1.
a. Diskusikan penyebab anoreksia, dispnoe, nausea.
b. Anjurkan untuk istirahat sebelum makan.
c. Beri makanan dengan jumlah kecil tapi sring.
d. Batasi minum.
e. Beri makanan rendah Protein dan kalori.
f. Monitor hasil Lab : kadar glukosa, albumin, protein total dan kadar amoniak.
g. Kolaborasi obat – obatan sesuai indikasi.


DAFTAR PUSTAKA

Pengarapen, Tarigan, (1998). Buku ajar ilmu penyakit dalam, Jilid I, Edisi ketiga : Balai penernit FKUI. Jakarta
Carpenito. L.J (2001). Buku saku diagnosa keperawatan, Edisi 8. EGC. Jakarta
Sylvia A. Prince, (1995). Patofisiologi konsep klinis proses penyakit, Edisi 4, Buku 1. EGC. Jakarta
Doengoes M.E. (2000). Rencana Asuhan keperawatan. EGC. Jakarta


ARTIKEL BERKAITAN