Terjadi pelebaran ( dilatasi ) vena pada anus maupun rectal ( fleksus haemorrhoidalis superior dan media : haemorrhoid interna dan fleksus haemorrhoidalis inferior : haemorrhoid eksterna ).
Insiden terjadi pada usia 20 - 50 tahun.
Faktor resiko tinggi adalah :
1. Kehamilan.
2. Konstipasi yang lama.
3. Hipertensi portal.
Pathofisiologi
a) Dilatasi vena anorectal dan mengembang akibat peningkatan tekanan intra abdominal dan terbendungnya aliran darah vena daerah anorectal.
b) Ketegangan vena yang terjadi pada jaringan lunak akan menyebabkan prolaps, ini dapat menyebabkan thrombus atau peradangan, serta terjadi perdarahan.
Manifestasi klinik :
1. Bengkak (bendungan) di dalam atau diluar rectum.
2. Nyeri.
3. Gatal daerah rectum.
4. Gangguan mukosa rectum.
5. Perdarahan pada saat b.a.b.
Diagnostik
a) Riwayat
• Mengkaji nyeri, gatal, atau kemungkinan perdarahan.
• Pertanyaan kebiasaan buang air besar ; konstipasi, mengejan saat defekasi.
b) Pemeriksaan fisik
• Inspeksi untuk haemorrhoid eksternal ada prolaps atau internal haemorrhoid.
• Pemeriksaan rectal toucer ( colok dubur )
c) Proctosigmoidoscopy, untuk menentukan lokasi dan keadaan dari haemorrhoid.
Penatalaksanaan klinis
a) Tujuan untuk memberikan rasa nyaman dan menurunkan gejala.
b) Intervensi non pharmakologis
1) Memberikan posisi recumben untuk mengurangi penekanan, edema dan prolaps.
2) Memberikan makanan yang mengandung serat untuk memudahkan b.a.b tidak mengedan.
3) Meningkatkan pemasukkan cairan sehingga tinja jadi lunak.
4) Melakukan kompres dingin pada saat nyeri di daerah anus, dan lakukan rendam bokong (sitz baths) secara kontinyu untuk memberi rasa nyaman.
c) Intervensi pharmakologis
1) Menggunakan obat pelembut tinja untuk memudahkan b.a.b.
2) Laksative bila terjadi konstipasi
3) Gunakan obat luar (oles), cream dan suppositoria untuk mengurangi nyeri sedang maupun berat atau gatal.
d) Prosedur khusus medikal-surgikal.
1) Hemorrhoidectomy : pembedahan pada hemorrhoids.
2) Sclerosing pada hemorrhoid : injeksi pada jaringan sub mukosa.
KOMPILKASI
1) Perdarahan yang menyebabkan anemia.
2) Strangulasi (perlengketan).
3) Trombosis pada hemorrhoid.
Prognosis : berulang kembali 50 % setelah pengobatan sclerosing. Yang lebih baik adalah dilakukan ligasi dan hemorroidectomy.
- ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN GRAVES ( MORBUS BASEDOW)
- ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HEMOTHORAKS
- ASUHAN KEPERAWATAN GLOMERULONEFRITIS AKUT (SISTEM PERKEMIHAN)
- ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN FRAKTUR CERVICALIS
- ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR (TINJAUAN TEORI)
- ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR HUMERUS (PATAH TULANG)
- ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN EFUSI PLEURA
- ASUHAN KEPERAWATAN LUKA BAKAR (COMBUSTIO)
- ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KANKER (MALIGNA)
- ASUHAN KEPERAWATAN CEDERA KEPALA
- ASUHAN KEPERAWATAN KANKER KOLON DAN REKTUM (CARCINOMA RECTI)
- ASUHAN KEPERAWATAN KANKER PAYUDARA (CA MAMMAE)
- ASUHAN KEPERAWATAN KANKER COLON ( Ca COLON)
- ASUHAN KEPERAWATAN KARSINOMA BULI (CA BULI)
- ASUHAN KEPERAWATAN BENIGNA PROSTAT HIPERTROPI (BPH)
- ASUHAN KEPERAWATAN BATU GINJAL
- ASUHAN KEPERAWATAN ATRESIA ANI
- Asuhan Keperawatan Appendisitis
- Asuhan Keperawatan Amputasi
- Asuhan Keperawatan Hisprung / Megacolon
- Asuhan Keperawatan Hernia Inguinalis
- Asuhan Keperawatan Hernia
- Asuhan Keperawatan Hisprung
- Asuhan Keperawatan Hodkin