Entries (RSS)
KLIK SALAH SATU LINK IKLAN DIBAWAH UNTUK MENGHILANGKAN KOTAK INI
.

Melakukan Asuhan Keperawatan (Askep) merupakan aspek legal bagi seorang perawat walaupun format model asuhan keperawatan di berbagai rumah sakit berbeda-beda. Seorang perawat Profesional di dorong untuk dapat memberikan Pelayanan Kesehatan seoptimal mungkin, memberikan informasi secara benar dengan memperhatikan aspek legal etik yang berlaku. Metode perawatan yang baik dan benar merupakan salah satu aspek yang dapat menentukan kualitas “asuhan keperawatan” (askep) yang diberikan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan brand kita sebagai perawat profesional. Pemberian Asuhan keperawatan pada tingkat anak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia hingga bagaimana kita menerapkan manajemen asuhan keperawatan secara tepat dan ilmiah diharapkan mampu meningkatkan kompetensi perawat khususnya di indonesia

MATERI CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Keadaan normal status cairan dan elektrolit
Air adalah komponen pembentuk tubuh yang paling banyak jumlahnya. Pada orangdewasa kurang lebih 60 % dari berat badan adalah air (air dan elektrolit), 2/3 bagian berada di intrasel, dan 1/3 bagian berada di ekstrasel.
60 % berat badan tubuh adalah :
a. Cairan intrasel (CIS) 40 % dari berat badan
b. Cairan ekstrasel (CES) 20 % dari berat badan yang terdiri dari cairan intravaskuler (plasma) 5 % dari berat badan, dan cairan interstisil 15 % dari berat badan.

Elektrolit utama
a. Dari CES : Natrium (N = 135 - 147 mEq/liter), Klorida (N = 100 - 106 mEq/liter)
b. Dari CIS : Kalium (N = 3,5 - 5,5 mEq/liter), Phospat (N = 3 - 4,5 mg/liter)

Secara lebih terperinci kandungan kadar elektrolit dalam tubuh adalah sebagai berikut :

mEq

Plasma

Interstisial

Seluler

Na

Cl

HCO3

K

Ca

Mg

PO4

SO4

Protein

145

100

27

4

5

3

2

1

16

143

110

27

4

5

3

2

1

2

14

-

10

150

-

26

113

-

74


Konsentrasi ion H pada suatu larutan atau tingkat keasaman dan kebasaan ditunjukkan sebagai pH .
Nilai pH normal adalah 7,35 - 7,45
Air murni merupakan larutan netral mempunyai pH 7
Larutan asam mempunyai pH <> 7

Rehidrasi
Goldberger (1980) melakukan beberapa cara menghitung kebutuhan cairan dan elektrolit, yaitu
Cara I
• Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya, maka kehilangan cairan kira-kira 2 % dari BB pada waktu itu. Contoh: BB 50 kg maka defisit cairan sekitar 1 liter. (1000 cc)
• Jika seseorang bepergian 3-4 hari tanpa air dan ada rasa haus, mulut kering, oliguria, maka defisit air sekitar 6 % atau 3000 cc pada orang dengan BB 50 kg.
• Bila ada tanda di atas ditambah dengan kelemahan fisik nyata, perubahan mental seperti bingung atau delirium, maka defisit cairan sekitar 7-14% atau sekitar 3,5 sampai 7 liter pada orang dengan BB 50 kg.
Cara II:
Jika penderita dapat ditimbang tiap hari, maka kehilangan BB 4 kg pada fase akut cuma dengan defisit air 4 liter.
Cara III:
Dengan suatu kenyataan bahwa kosentrasi natrium dalam plasma berbanding terbalik denganvolume ekstrasel dengan pengertian bahwa kehilangan air tidak disertai dengan perubahan kosentrasi natrium dalam plasma, maka dapat dihitung dengan rumus:
Na2 x BW2 = Na1 x BW1 dimana;
Na1 = kadas Na plasma normal 142 mEq/liter
BW1 = volume air badan normal sekitar 60 % dari BB pria dan 50 % dari BB wanita.
Na2 = Kadar natrium plasma sekarang.
BW2= Volume air badan sekarang.
Daldiyono (1973) mengemukakan salah satu cara menghitung kebutuhan cairan untuk rehidrasi inisial pada gastro enteritis akut berdasarkan sistim score.

Adapun nilai/score gejala klinis dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Gejala klinik

Score

Muntah

Vox colerica (suara sesak)

Kesadaran apatis

Kesadaran somnolent sampai dengan koma

Tensi sistolik kurang atau sama dengan 90 mmHg

Nadi lebih atau sama dengan 120 x/menit

Napas kusmaul > 30x/menit

Turgor kulit <

Vacies colerica

Ekstremitas dingin

Jari tangan keriput

Sianosis

Umur 50 atau lebih

Umur 60 tahun atau lebih

1

2

1

2

2

1

1

1

2

1

1

2

-1

-2


Semua score ditulis lalu dijumlah. Jumlah cairan yang akan diberikan dalam 2 jam dapat dihitung:

Score x 10% x BB (Kg) x 1 liter

15


Dengan menggunakan rumus Margon-walten (dikutip dari Daldiyono) yaitu dengan mengukur BJ Plasma:

BJ plasma -1,025 x BB (Kg) x 4 ml

0,001

Contoh : Pria BB 40 Kg dengan BJ Plasama pada waktu itu 1,030, maka kebutuhan cairan untuk rehidrasi inisial :

1,030 - 1,025 x 40 x 4 ml = 800 ml

0,001


Jumlah cairan yang dibutuhkan adalah :
Menurut Golderberg (1980) kebutuhan cairan berdasarkan gejala klinis adalah:
cara 1. Kehilangan cairan sekitar 6% dari BB atau sekitar 3 liter.
Menurut cara III rumus :
Na II x Bw 2 = Na I x Bw I
123 x X = 142 x 22
X = 25,4 (tak sesuai)
Menurut score Daldiyono dari gejala klinis ditemukan score 6 , perhitungannya:

6 x 10% x 50 Kg x 1 liter = 2 liter (2000 ml)

15



ARTIKEL BERKAITAN