Laman Life Science menuliskan, saat mengunyah permen karet, seseorang tanpa sadar lebih sering menelan udara. Pemanis buatan semacam sorbitol yang biasa dipakai untuk permen karet juga meningkatkan produksi gas pemicu sendawa.
Setiap orang memproduksi 0,125 sampai 0,5 galon gas setiap hari di tubuhnya. Sebagian besar gas terbentuk dari oksigen, karbon dioksida, dan nitrogen yang tertelan bersama udara. Fermentasi makanan dalam usus besar juga menghasilkan gas hidrogen dan metana. Selain sendawa, gas yang terbentuk di dalam tubuh dikeluarkan lewat kentut.
Mengurangi sendawa bisa dilakukan dengan makan dan minum secara perlahan untuk meminimalkan udara yang tertelan. Hindari minuman berkarbonasi dan beralkohol karena akan melepaskan gas karbondioksida di dalam tubuh. Hindari pula merokok dan minum dari sedotan.
Hindari juga makanan mengandung gas seperti kacang-kacangan, bawang, brokoli, kembang kol, asparagus, pir, apel, buah persik, plum, roti gandum, dan es krim. Makanan berlemak juga sebaiknya dikurangi karena lemak memperlambat pencernaan sehingga memberi waktu lebih banyak makanan untuk berfermentasi.
Gas yang menumpuk di dalam lambung dan usus biasanya akan menunjukkan gejala perut kembung jika tak segera keluar lewat sendawa atau kentut. Pada kondisi tertentu akan menimbulkan rasa yang tidak nyaman, bahkan sakit tak tertahankan gara-gara tak bisa sendawa atau kentut.